Analisis Novel "Ada Cinta di SMA "
Analisis Novel
I. Identitas
Buku
Ø Judul : Ada Cinta di SMA
Ø Pengarang : Haqi Achmad
Ø Penerbit
: Gagas Media
Ø Kota
terbit : Jakarta Selatan
Ø Tahun
terbit : 2016
Ø Jumlah
halaman : i s.d. vi + 250
Ø Edisi
/ cetakan : Cetakan
pertama, 2016
II. Sinopsis
Novel
Ada Cinta di SMA menceritankan mengenai kisah tiga orang sahabat Kiki ( Abidzar
Rizky Fauzi), Iqbal ( Iqbal Al Farabi), dan Aldi (Alditama Adrian). Mereka
mempunyai hobby yang sama yakni bermusik. Nantinya ketiga orang sahabat ini
yang berasal dari sekolah yang sama membentuk sebuah band kecil yang
personilnya adalah mereka bertiga. Kiki, Iqbal, dan Aldi sedang berusaha untuk
mengejar mimpi mereka bersama sama demi membahagiakan orang tua mereka.
Sosok
Iqbal yang bosan dengan hidupnya yang selalu dipandang sebelah mata baik oleh
teman –temannya hingga keluarganya sendiri. Bahkan, Iqbal selalu dianggap sebagai penyebab setiap
masalah bersama sahabat karibnya yaitu Aldi. Hingga akhirnya Iqbal pun
memutuskan mengubah keadaannya.
Terlahir
dari anak kelima dari 9 bersaudara membuat Iqbal selalu menjadi bahan ledekan.
Ayah dan saudaranya selalu menyindir setiap hal yang Iqbal lakukan, tak hanya
di rumah di sekolah pun Iqbal mengalami hal yang sama.
Sebagai
murid yang berprestasi, Ayla selalu menganggap Iqbal sebagai biang onar di
sekolah. Dilatarbelakangi keinginan Iqbal untuk mengubah keadaannya, Iqbal pun
siap bertaarung melawan Ayla dalam merebutkan jabatan ketua OSIS yang sebentar
lagi akan diserahkan oleh Kiki.
Sayangnya,
keputusan Iqbal mencalonkan diri menjadi ketua OSIS ditentang banyak orang
termasuk Aldi, sahabat karibnya. Hanya Ibunya dan Pak Oding Si Penjaga Sekolah
saja yang mendukung panah perjuangan Iqbal
menjadi sosok yang lebih baik lagi.
Perjalanan
Iqbal dan Ayla merebutkan posisi sebagai pemimpin organisasi besar di sekolah
semakin memperkuat perseteruan diantara mereka yang ternyata telah berlangsung
sejak mereka kecil.
Iqbal terus berusaha menunjukkan
bahwa dia layak menjadi ketua OSIS membuat Aldi memutuskan untuk mendukung
sahabatnya. Aldi berusaha melakukan apa saja demi mengahadapi tim sukses lawan
yang dipimpin oleh Tara, sahabat karib Ayla.
Di
sisi lain, Kiki yang telah menyelesaikan masa jabatannya sebagai Ketua OSIS
terdahulu berkeinginan kembali mengejar keinginannya yakni menjadi musisi, Bela
diam – diam selalu memperhatikan Kiki yang sekaku menghabiskan waktu sendirian
untuk membuat lagu.
Pemilihan OSIS pun berlangsung.
Meskipun pada akhirnya Iqbal kalah menjadi Ketua OSIS tertapi ia(akhir reaksi
Iqbal kalah.’
Dan pada akhirnya Iqbal dan band
nya. Yakni Aldi dan Kiki diundang untuk tampil di acara lunatic Iqbal tidak
menyianyiakan kesepatan tersebut untuk menyatakan perasaan kepada Ayla. Selain
Iqbal dan Ayla kedua sahabatnya Aldi dan Kiki juga menyatakan perasaannya
Aldi-Tara Kiki-Bella. Malam itu semua orang menemukan cintanya.
III.
Unsur Intrinsik
1.
Tema
: Kehidupan Masa SMA
Argumen :
Dalam novel ini menceritakan masa SMA yang berisi cerita tentang persahabatan,
kekeluargaan, perselisihan, perjuangan, dan percintaan remaja.
2.
Tokoh
:
Ø Utama
:
o
Protagonis : Iqbal,
Aldi, Kiki
o
Antagonis : Ayla, Tara
o
Tritagonis : Bella, Pak Oding
Ø Bawahan
:
o
Oma
o
Kanya
o
Ernest
o
Ayah Kiki ( Fauzi )
o
Mami Ayla
o
Pak Gunadi
o
Bu Melati
o
Keluarga Iqbal
o
Mika
o
Ardya
o
Mbok Jum
o
Abang
o
Grace
o
Aisyah
o
Sandra
o
Ibu Iqbal
o
Supir Taxi
o
Anak Masjid
o
Fatimah
o
Fikr
3.
Penokohan
Iqbal
Santai
/ pengertian
“Kepribadian Iqbal yang cenderung
santai mengimbangi Aldi yang emosional dan gampang terbawa perasaan.” (halaman
3)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Pengalah
“Iqbal yang pengalah memahami
kebiasaan Aldi, ….” (halaman 3)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Pesimis
“Di sisi lain, Aldi yang super
narsis dan sangat percaya diri kerap menjadi motivator untuk Iqbal yang kadang
rendah diri.” (halaman 3)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Aldi
Suka
cari perhatian
“Di sisi lain, Aldi yang super
narsis dan sangat percaya diri kerap menjadi motivator untuk Iqbal yang kadang
rendah diri.” (halaman 3)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Pendengar
yang baik
“Aldi juga selalu ada untuk
mendengarkan Iqbal yang butuh tempat bercerita dan nyerocos mengenai banyak hal. (halaman 3)”
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Egois
“Aldi selalu bertindak dengan
caranya sendiri, ….” (halaman 5)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Kiki
Bertanggung
jawab
“Selama setahun masa jabatan, Kiki
memimpin kita menjalankan banyak program kerja.” (halaman 11)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Supel
/ mudah bergaul
“Makasih banyak teman-teman.
Pengalaman satu tim bareng kalian nggak akan pernah gue lupain.” (halaman 12)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara dramatikal/ tidak langsung.
Introvert
“Kiki yang introvert tidak ingin ada yang mengetahui sisi lain dirinya.”
(halaman 42)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung..
Ayla
Bossy
“Tara yang outspoken tahu cara tepat untuk mengerem sifat bossy sahabatnya.” (halaman 13)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Kaku
dan serius
“Tara yang cheerful selalu bisa mengimbangi sahabatnya yang cenderung kaku dan
serius.” (halaman 13)
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
Ambisius
Bella
Pendiam,
lembut dan penuh perhatian
“Dalam diam, gadis itu menatap Kiki
dengan pandangan lembut dan penuh perhatian.” (halaman 15)
Pak
Oding
Selalu
hangat dan optimis
“Sosok Pak Oding yang selalu hangat
dan optimis membuat Iqbal betah berlama-lama berbicara dengannya.”
Teknik : penulis menggambarkan
karakter secara analitik/ langsung.
4.
Alur
Alur dari novel ini adalah alur
campuran ( maju mundur ). Novel ini pada awalnya menyajikan cerita secara urut
kemudian pada suatu waktu, penulis menceritakan kembali kisah masa lalu atau flashback.
5.
Setting
Fisikal wujud
Ruang
musik
“Aldi yang duduk di balik perangkat
drum menatap ruang musik sekolah yang sempit, ….” (halaman 1)
Lorong
“Sambil berjalan berdampingan di
lorong, ….” (halaman 5)
Lapangan
belakang sekolah
“Lapangan belakang sekolah belum
pernah seramai sore ini.” (halaman 9)
Halte
bus dekat sekolah
“Bella berdiri sendirian di halte
bus dekat sekolah, ….” (halaman 15)
Di
kamar Aldi
“Ada satu hal yang dilakukan Iqbal
ketika kali pertama menginjakkan kaki di kamar Aldi: mangap” (halaman 21)
Di
ruang makan yang sempit
“Sembilan orang berkumpul di ruang
makan yang sempit.” (halaman 29)
Fisikal abstrak
Sore
ini
“Lapangan belakang sekolah belum
pernah seramai sore ini.” (halaman 9)
Dua
puluh menit kemudian
“Dua puluh menit kemudian, Bella
berdiri sendirian di halte bus dekat sekolah, menunggu Metromini yang mengarah
ke dekat kompleks perumahannya.” (halaman 15)
Setiap
pagi
“Setiap pagi, saat baru sampai
dikelas, Aldi update Snapchat.” (halaman
22)
Saat
jam istirahat
“Saat jam istirahat, Aldi member
tahu makanan yang disantapnya ke seluruh followers-nya.”
(halaman 22)
Selesai
makan malam
“Selesai makan malam, Ayla masuk ke
kamar dan melakukan rutinitas hariannya.” (halaman 26)
Pukul
19.00 sampai 21.00
“Setiap malam, dari pukul 19.00
sampai 21.00, ….” (halaman 26)
Dua
dekade lalu
“Dua dekade lalu, Bakpak merupakan
musisi ternama yang menjadi salah satu ikon musik di Indonesia.” (halaman 36)
Pukul
06.06
…., ketika jam di dinding ruang
music menunjukkan pukul 06.06, Kiki datang.” (halaman 40)
Fisikal
suasana/ sosial/ nuansa
Khawatir
“Ia khawatir, berkeringat akan
membuat kegantengannya luntur.” (halaman 2)
Panik
dan takut
“Jantung Bella mendadak berdegub
kencang ketika melihat dua orang preman sangar menghampirinya sambil tersenyum
genit. (halaman 15-16)”
Kesal
“Sayangnya, upaya Mbok Jum kurang
berhasil karena kekesalan Ayla terkait absennya Mami tetap tidak meluntur.”
(halaman 26)
Kesepian
“Ia mulai tidak tahan dengan
kesepian yang semakin lama semakin menggerogoti hatinya.” (halaman 28)
Kesal
dan sedih
“Tiba-tiba, wajah Iqbal diselimuti
mendung.” (halaman 31)
“Meski masih agak kesal dengan
perkataan empat kakaknya dan tidak setuju dengan perkataam ayah, Iqbal berupaya
cuek.” (halaman 31)
Takut
“Kiki menelan ludah, takut”
(halaman 35)
6.
Point
of View
Point of View yang digunakan adalah
author omniscient. Sudut pandang yang digunakan penulis bertindak sebagai
sutradara yang mengetahui segala sesuatu baik perasaan maupun konflik yang
dialami para tokoh.
Argumen
: “Tara
yang cheerful selalu bisa mengimbangi sahabatnya yang cenderung kaku dan
serius.”
7.
Amanat
Jangan mandang seseorang itu dengan
sebelah mata
Apa yang terjadi dulu itu bisa berubah
selama ada niat dan kemauan disitu ada jalan.
Dengan tekat yang bulat apa yang
dipandang jelek itu salah.
Menuntut ilmu itu tidak ada batasnya dan
kita harus selalu bersemangat mempelajari hal baru.
8.
Bahasa
Secara
keseluruhan, bahasa yang digunakan dalam novel ini mudah untuk dimengerti
karena menggunakan bahasa sehari-hari.
Novel
ini banyak menggunakan kata-kata remaja jaman sekarang. Jadi mungkin beberapa
orang dewasa tidak paham akah hal tersebut.
Ada
yang menggunaka kata serapan. Contoh : “Setiap pagi, saat baru sampai dikelas,
Aldi update Snapchat.” (halaman 22)
Comments
To create this keto diet, certified nutritionists, fitness trainers, and cooks have joined together to develop keto meal plans that are useful, painless, money-efficient, and delicious.
Since their launch in 2019, thousands of individuals have already remodeled their figure and well-being with the benefits a great keto diet can offer.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones offered by the keto diet.